Siap diadaptasi, Biobank FK-KMK dan RSA UGM Diseminasikan Hasil Riset MBRIO
FK-KMK UGM. Biobank FK-KMK UGM telah menyelesaikan penelitian yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan judul “Pemodelan Sistem dan Kerangka Kebijakan Biobank untuk Riset Kesehatan di Indonesia” pada tahun 2023. Bersama dengan mitra, RS Akademi UGM, tim Medical Biobank for Health Research in Indonesia (MBRIO) melakukan workshop diseminasi hasil riset di Hotel Swisbel-boutique, Yogyakarta (26/01).Workshop dihadiri oleh jejaring biobank dan RS Akademik UGM, seperti RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, RSPAU Hardolukito, RSUP Dr. Sardjito, dan rumah sakit lainnya yang sedang dan akan mendirikan biobank.
Peserta Workshop Dimenisasi Riset MBRIO
Workshop diawali dengan sambutan oleh dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan FK-KMK UGM. Dilanjutkan dengan pemaparan hasil riset tiap lini oleh tim peneliti. Workshop ini turut menghadirkan narasumber ahli yang memberikan kritik dan saran terhadap riset yang dilakukan, yaitu dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS (Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia), Dr. dr. Ade Firmansyah Sugiharto, Sp.F.M., Subsp.F.K(K) (Ahli Bioetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Dr. Dian K Nurputra, M.Sc, Ph.D, SpA (Peneliti Biosampel), dan Tyas Ikhsan Hikmawan, Ph.D (Head Of Tribe Biotechnology Digital Transformation Office Kemenkes).
“Biobank merupakan struktur baru, sehingga penyelenggaraan di rumah sakit perlu memperhatikan fungsi utama rumah sakit. Pendirian biobank melibatkan keuangan, pelayanan, data dan berbagi sampel (etik) yang bisa beroperasi dengan baik.” tutur dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS, Selasa (26/01).
“Ethical concern terkait biobank: informed consent, kepemilikan sampel, privacy & kerahasiaan, return of results, kepercayaan publik, komersialisasi. Penggunaannya disesuaikan dengan tata kelola dan business process biobank.” kata Dr. dr. Ade Firmansyah Sugiharto, Sp.F.M., Subsp.F.K(K) (FK UI), Selasa (26/01).
“Relevansi sampel harus tepat tujuan, kuantitas-kualitas dan berjangka panjang. Hal tersebut harus tercermin dalam Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) biobank. Advokasi dan komunikasi dengan penyedia sampel dan data (tenaga kesehatan) dan pengguna (peneliti) harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap biobank.” kata Dr. Dian K Nurputra, M.Sc, Ph.D, SpA, Selasa (26/01).
“SIMBIOX didesain untuk mampu melayani berbagai stakeholders yang akan menggunakan koleksi biobank. Tidak ada masalah dari sisi teknologi, akan tetapi regulasi lokal dan nasional yang harus dipatuhi.” kata Tyas Ikhsan Hikmawan, Ph.D, Selasa (26/01).
Hasil diseminasi memberikan rasa optimis terhadap peneliti bahwa konsep pemodelan yang dilakukan dapat diadaptasi dan diterapkan oleh rumah sakit seluruh Indonesia.
Kata Kunci SDGs: SDGs 3, 9, dan 17
Luaran: Buku Petunjuk Teknis Pemodelan Biobank Berbasis Rumah Sakit
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!