, ,

Workshop Nasional Biobank I

Majalah Times pada publikasi Maret tahun 2009 memasukkan biobank sebagai satu dari 10 ide yang akan mampu mengubah dunia saat ini. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mendefinisikan biobank sebagai “ A collection of biological material and the associated data and information stored in an organised system, for a population or a large subset of a population”. Tim Biobank FKUGM, bekerja sama dengan Biobank Cohort Networking (BCNet WHO-IARC, Lyon Perancis) dan Lifelines Cohort Biobank (Groningen, Belanda) menyelenggarakan workshop tiga hari pada tanggal 4-6 Desember 2015, dengan mendatangkan direktur pelaksana BCnet, DR Maimuna Mendy, dan konsultan senior Lifelines, DR. Bart Scheeders sebagai bagian dari pendampingan proses pendirian unit biobank riset di FKUGM dan inisiasi pembentukan network biobank/ biorepositori di Indonesia.

Pada tanggal 4 Desember 2015 diselenggarakan workshop internal di ruang Senat Utara KPTU, yang bertujuan untuk mendiskusikan hal-hak berkait dengan governance, etik, sistem maupun infrastruktur. Workshop tersebut bertujuan untuk mematangkan rencana pembuatan sistem biobank prospektif di FKUGM yang akan dimulai pada awal 2016.

Pada tanggal 5 Desember 2015 diselenggarakan workshop nasional dengan topik “Membangun jejaring biobank di Indonesia : Peluang dan tantangan“ di ruang teater perpustakaan FKUGM. Kegiatan tersebut mengundang stakeholders yang berasal dari pemerintah (Direktorat Jenderal penguatan riset dan pengembangan Kemenristek dan Dikti), institusi riset nasional (Balitbangkes dan Lembaga Molekular Eijkman), Komisi etik (FKUGM), serta instusi penelitian/ pendidikan kedokteran/ pelayanan klinis besar di Indonesia (Universitas Andalas, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Uiversitas Brawijaya, RS Dr Sutomo, RS Sardjito, dan RS Akademik), serta sivitas akademika di lingkungan UGM lainnya. Pada kesempatan yang sama DR. Mendy memaparkan mengenai peran BCnet untuk memajukan biobank di negara berkembang, sementara DR. Scheeders meaparkan mengenai peran Lifelines dalam riset berkelanjutan, serta program “strings of pearls” yang merupakan jejaring biobank di Belanda.

Pada workshop nasional ini didiskusikan kebijakan riset jangka pendek dan menengah di Indonesia serta kaitannya dengan riset/pelayanan kesehatan baik dari sisi biobank maupun sel punca. Kebijakan riset ungulan berkisar pada penyakit menular, yaitu infeksi HBV, pengembangan obat malaria serta teknologi deteksi dengue, yang sangat berkait dengan riset pada populasi besar, Selain itu, dilakukan pula diskusi mengenai aturan legal dan etik biobank. Presentasi dari perwakilan institusi pendidikan/ riset di Indonesia menyimpulkan bahwa upaya koleksi material biologis sudah umum dilakukan, baik secara terstruktur maupun berkelompok. Payung hukum, berupa peraturan mengenai biobank untuk riset perlu diadakandanterus dikomunikasikan dengan Kementerian Kesehatan dan Kemeristek Dikti. Pembentuk jejaring biobank di Indonesia dianggap penting untuk membawa isu-isu biobank ke tingkat pemangku kebijakan. Upaya kerjasama biobank di tingkat nasional perlu dilakukan diantaranya untuk menghindari duplikasi, mengefisiensikan sumber daya yang ada, serta menghasilkan luaran riset yang lebih bermutu. Selanjutnya, disarankan pula, untuk dilakukannya pertemuan lanjutan institusi riset/ pelayanan berkait dengan biobank secara lebih terstruktur.

Pada tanggal 6 Desember 2015, dilakukan workshop setengah hari bersama di tim HDSS Sleman, yang terdiri atas diskusi kelas dan kunjungan ke salahsatu area survey HDSS. Diskusi tersebut bertujuan untuk melihat kemungkinan kerjasama antara HDSS Sleman dengan kegiatan biobank. Diskusi tersebut menghasilkan rencana untuk komunikasi lebih intensif dengan Lifelines, dan beberapa kemungkinan pendanaan riset eksternal.

(disusun oleh Jajah Fachiroh, Koordinator tim Biobank FKUGM)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.